Dengan instalasi aplikasi yang bertumbuh, laporan ini menunjukan tingkat retensi yang sedikit lebih rendah karena konsumen memiliki akses terhadap pilihan yang bervariasi.
Tingkat retensi selama 30 hari pada tahun 2020 turun menjadi 3% dari 4% tahun lalu, bersamaan dengan meningkatnya jumlah instalasi aplikasi secara keseluruhan.
Baca Juga: AppsFlyer: Pemasaran Online di Aplikasi TikTok Alami Pertumbuhan Pesat
Di sisi lain, bagi marketer (pemasar) di perusahaan, situasi pandemi saat ini tentunya mendorong mereka untuk fokus pada remarketing demi meningkatkan atau mempertahankan pendapatan di dalam lanskap aplikasi mobile yang sangat padat.
“Selama beberapa bulan ke depan, para marketer perlu untuk memahami dampak dari remarketing terhadap akuisisi dan retensi user. Sehubungan dengan pembatasan sosial yang mulai dilonggarkan dan ekonomi secara bertahap mulai bangkit kembali, periode liburan akhir tahun akan memainkan peran penting dalam instalasi aplikasi dan memunculkan persaingan sengit,” jelas Mense.
Lebih lanjut, laporan ini juga menyoroti beberapa hal menarik tentang pola kebiasaan masyarakat mobile Indonesia, di antaranya:
Baca Juga: Pandemi, Aplikasi SHAREit Raih No.1 untuk Pertumbuhan Tertinggi
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR