Menyusul kesuksesan Program Pendanaan I, perusahaan modal ventura (venture capital/VC) tahap awal asal Singapura Accelerating Asia, kini kembali membuka Program Pendanaan II.
Target pendanaan sebesar US$20 juta (setara Rp284 miliar) telah terkumpul sebanyak 50 persen dalam bentuk komitmen lunak dari para investor dan partner.
Program pendanaan ini akan memulai penyebaran modal pada tahun ini, dengan fokus pada investasi awal hingga Pra-Seri A ke sejumlah startup berpotensi dari seluruh Asia Tenggara dan Asia Selatan.
Dalam sebuah inisiatif baru dari Accelerating Asia, sebagian persentase dari Pendanaan II akan diserahkan sebagai filantropi korporat sebagai bagian dari Pledge 1%.
Program Pendanaan II dilakukan sesuai jadwal penutupan putaran pada akhir tahun ini, dengan jumlah komitmen sebesar US$10 juta yang telah diamankan Accelerating Asia, dari “Limited Partners” dan mitra ekosistem pada Pendanaan I.
Melalui Pendanaan II, Accelerating Asia akan meningkatkan jumlah investasi hingga US$250 ribu per startup.
Pada program ini, investasi akan mengincar lebih banyak perusahaan startup, dengan model bisnis yang baik dan memberikan solusi inovatif serta layak secara komersial.
Peluncuran Program Pendanaan II ini dibentuk atas dasar kesuksesan program pendahulu, Pendanaan I, yang berhasil menyalurkan dana untuk 36 startup di 10 negara dan 20 vertikal startup dalam kurun waktu dua tahun.
Hingga kini, perusahaan-perusahaan portofolio dari Pendanaan I secara kolektif telah meraup US$30 juta, dengan sekitar 70 persen modal didapatkan dari jaringan Accelerating Asia.
Di dalam kurun waktu satu tahun selama penyelesaian program akselerator Accelerating Asia, 80 persen startup portofolio telah menerima pendanaan lanjutan dari para perusahaan modal ventura di wilayah sekitar, termasuk D4V, Chiba Dojo Fund, Headline Asia, Impact Collective, SOSV, MDI Ventures, Falcon Network, dan Anchorless.
“Kami sangat bersemangat untuk peluncuran Pendanaan II ini dan terus mendukung pertumbuhan ekosistem startup di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Dengan dana segar, kami akan berada di posisi yang lebih baik untuk mendukung sejumlah startup berpotensi tinggi, serta bekerja sama dengan para founder dalam mendorong pertumbuhan mereka,” ungkap Craig Dixon, Co-founder dan General Partner Accelerating Asia.
“Bagi para limited partners dan investor di Asia, kami berfokus pada peningkatan peluang untuk return yang menarik sekaligus menurunkan risiko pada investasi mereka, melalui model akselerator kami yang mengarahkan para founder ke jalur pendanaan lanjutan dan memanfaatkan sumber daya mereka untuk pertumbuhan yang signifikan,” tambah Craig.
Model akselerator modal ventura Accelerating Asia memberikan akses bagi para investor terhadap lebih banyak ragam startup berpotensi tinggi.
Para startup yang terpilih untuk berinvestasi mewakili 2 persen teratas dari lebih dari 1000 permohonan yang diterima tiap tahunnya.
Dengan proses seleksi yang ketat, struktur investasi dan program akselerator, memastikan bahwa pendanaan disalurkan secara efisien kepada startup dengan kinerja terbaik.
“Jumlah startup unicorn diperkirakan akan terus meningkat di kawasan ini hingga tahun 2025 mendatang dan kami yakin sekarang adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi pada tahap awal untuk memanfaatkan pendapatan return yang besar di Asia Tenggara dan Asia Selatan,” terang Amra Naidoo, Co-founder dan General Partner Accelerating Asia.
“Dengan daya tarik dan minat investor yang tinggi, sejumlah startup binaan kami berada di jalur yang tepat dalam untuk menerima pendanaan Seri A dalam kurun waktu 6-12 bulan setelah lulus program kami dan menerima investasi dari kami. Kami percaya, mereka berada di tempat yang cocok untuk tumbuh dan berkembang, serta sangat mungkin menjadi bagian dari lusinan startup unicorn yang diharapkan terus meningkat pada 2025 nanti,” tambah Amra.
Baca Juga: Alia: Aplikasi Manajemen Keuangan Berbasis AI untuk Generasi Muda
Baca Juga: Startup Ayoconnect Raih Pendanaan Pra-Seri B Senilai US$10 juta
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR