Donnie Prakoso, Developer Advocate, ASEAN, AWS memaparkan empat hal yang dapat dilakukan AWS untuk membantu pelanggan di Indonesia: migrasi dan alokasi sumber daya, menerapkan praktik pengembangan aplikasi modern, memperoleh insight dengan lebih cepat, dan memastikan keamanan, compliance, dan resiliensi.
Dalam kesempatan ini, Donnie juga memberikan contoh-contoh use case pemanfaatan cloud AWS dari para pelanggan. Dengan melakukan migrasi sumber daya ke cloud, organisasi nirlaba Aksi Cepat Tanggap (ACT) dapat mengoperasikan website-nya dengan tanpa gangguan meski mengalami lonjakan traffic sebesar 300 persen.
Sementara itu, pelanggan lainnya, yaitu XL Axiata, dapat mengurangi waktu pengadaan kapasitas baru dari 6-8 minggu hingga kurang dari 2 hari, mengurangi biaya operasional hingga sebesar 30 persen, scaling up hingga 2 kali lebih cepat dibandingkan infrastruktur on-premises, dan memfasilitasi lebih dari 100 application programming interface (API) dalam waktu 2 tahun.
Contoh pemanfaatan cloud untuk pengembangan aplikasi modern datang dari Sekolah.mu, startup teknologi pendidikan dan penyedia blended learning. Dalam waktu satu tahun, menggunakan AWS, Sekolah.mu mampu mengoptimalisasi layanannya untuk melayani lebih dari 2,5 juta pengguna di seluruh Indonesia, dan meraih 12 juta page view dalam satu hari hanya dengan mempekerjakan enam orang di tim TI.
Donnie juga menekankan peran data dalam membangun bisnis di era modern ini. Data adalah fondasi bagi pemanfaatan teknologi terkini, seperti machine learning. Dan data dapat membantu perusahaan mengurangi risiko. “Di sisi lain, kecepatan mengakses data dan visibilitasnya juga tidak kalah penting,” imbuh Donnie.
Elevenia adalah contoh pengguna yang memanfaatkan AWS cloud untuk memanfaatkan data. Online marketplace ini memanfaatkan teknologi analitik AWS guna menghasilkan analisis data yang lebih mendalam dan meningkatkan kualitas produk yang ditawarkannya.
Di bagian terakhir, Donnie menekankan bahwa cloud computing memungkinkan perusahaan bergerak cepat dengan tetap aman karena perusahaan (pelanggan cloud) dapat berbagi tanggung jawab keamanan dengan AWS sebagai penyedia layanan cloud.
“Dengan shared responsibility model, pelanggan memiliki semua data, mereka juga memiliki kontrol penuh terhadap data tersebut, dan mereka juga bertanggung jawab atas keamanan di cloud,” tegas Donnie. Sedangkan AWS memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan di infrastruktur cloud (compute, storage, database, networking) yang berada di Availability Zone, Region, Edge Locations, dan tentunya infrastruktur global AWS.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR