Terik matahari sepertinya tidak bisa menghalangi saya untuk mengelilingi Kabupaten Purworejo siang itu.
Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang menyimpan beragam pesona yang belum banyak diketahui wisatawan.
Kabupaten tempat kelahiran W.R. Supratman ini memiliki kuliner andalan yaitu Sate Winong Mustofa.
Warung sate ini sangat terkenal karena kecap manisnya yang asli buatan sendiri. Selain itu ada juga Dawet Ireng yang manis dan segar.
Setelah menikmati kulinernya, dalam perjalanan pulang saya terkesima dengan kerapian dan ketertiban jalanan di sini. Jarang sekali saya menemukan sampah di pinggir jalan.
Belum lagi, saat berhenti di beberapa titik lampu merah, saya melihat layar LED yang menginformasikan lokasi dimana saya berada.
Ini merupakan suatu pengalaman yang baru yang menurut saya sangat menarik dan menguntungkan bagi wisatawan yang ingin menikmati ketenangan Kabupaten Purworejo.
Gunung Gajah di Desa Pandanrejo
Setelah menikmati sate kambing, tak lupa saya berkunjung ke Desa Pandanrejo, Kecamatan Kaligesing. Desa ini merupakan desa wisata andalan Kabupaten Purworejo.
Bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena desa yang berada di kaki Gunung Gajah ini baru saja masuk dalam 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021.
Desa ini bahkan disebut sebagai The New Zealand van Java oleh Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Sebabnya adalah desa ini memiliki populasi kambing yang jauh melebihi jumlah penduduk.
“Jumlah penduduk di sini sekitar seribuan, sedangkan jumlah kambingnya 5000 lebih,” jelas Albertus Desy Nugroho, Dewa Pandan Desa Pandanrejo.
Desy menjelaskan bahwa sejak berubah dari wisata desa ke desa wisata, banyak sekali perubahan yang terjadi di desa ini. Setiap warga tua dan muda terlibat dalam pembangunan desa wisata ini.
“Di desa ini kita ada 7 titik yang bisa dikunjungi. Gunung Gajah (wisata alam), Bukit Sebutrong (wisata alam), Kampung Cantik (wisata edukasi tanaman), Gori Dampyak Farm dan Sifa (Wisata edukasi kambing etawa), suvenir kerajinan di Kampung Setedun, besok uji paket di Pendem untuk studi kelompok taninya,” jelas Desy.
Ia pun mengungkapkan bahwa kelompok Pokdarwis desa ini memanfaatkan aktivitas kelompok-kelompok tani yang ada.
Tujuan mereka menciptakan paket wisata adalah agar wisatawan datang tidak hanya foto-foto saja, tetapi juga bisa belajar lewat aktivitas masyarakat desa. “Something to do, something to see, something to buy,” tambahnya.
Selain itu, jika mampir ke desa ini jangan lupa untuk mencari juga Kopi Seplawan atau kopi khas Purworejo. Karena daerah ini merupakan penghasil kopi asli dari Purworejo.
Alun-alun Terluas di Jawa Tengah
Kembali ke kota, tempat wisata yang satu ini jelas tidak boleh dilewatkan. Tempat wisata yang murah meriah, apalagi kalau bukan alun-alun Kota Purworejo.
Wisata Alun-alun Kota Purworejo ini merupakan tempat wisata yang ramai oleh wisatawan baik pada hari libur maupun hari biasa karena kelengkapan fasilitas di dalamnya.
Alun-alun terluas di Jawa Tengah ini berada tepat di depan kantor bupati Purworejo. Areanya bersih, rapi, dan selalu dijaga oleh satgas Covid yang berpatroli untuk memastikan hanya warga yang berolah raga yang boleh melepas masker.
Beberapa fasilitas yang ditawarkan di sini seperti peralatan olahraga, beberapa pendopo yang bisa digunakan sebagai tempat beristirahat, kandang burung, arena bermain anak, spot foto, panggung musik, hingga lapangan bola.
Di salah satu sisi alun-alun, wisatawan juga bisa menemukan tulisan “Alun-alun Purworejo” yang didominasi warna ungu, serta dihias dengan air mancur di depannya.
Spot ini menjadi spot foto andalan wisatawan untuk membuktikan bahwa mereka sudah pernah berkunjung ke kabupaten dengan slogan Berirama ini.
Pesona Pantai Dewaruci
Tak hanya gunung, mengunjungi Purworejo sudah pasti harus datang ke Pantai Jatimalang atau yang kini viral dengan nama Pantai Dewaruci.
Pantai dengan pasir hitam nan lembut itu memiliki gelombang ombak yang cukup tinggi, sehingga di sini tidak memperbolehkan adanya aktivitas renang. Tetapi untuk sekadar bermain air dan berjalan di tepi pantai masih sangat mengasyikkan, kok.
Beberapa faslitias pendukung yang tersedia di sini seperti kolam renang untuk anak-anak, menunggang kuda, ATV, dan wisata kuliner makanan laut yang ikannya langsung diambil dari nelayan di Tempat Pelelangan Ikan. Tentu saja rasanya masih sangat segar!
Untuk program Smart City, rasanya Purworejo sudah cukup berkembang. Saat ini untuk masuk ke Pantai Dewaruci saja sudah menggunakan e-ticket. Memang masih perlu beradaptasi, tapi langkah awal sudah dilakukan.
“Perwujudan digitalisasi ini targetnya paling tidak mencapai 70-80 persen. Karena kita sudah dituntut merubah Kabupaten Purworejo ini mejadi Smart City,” ungkap R. H. Agus Bastian, SE, MM, Bupati Kabupaten Purworejo.
Tantangan terbesar saat ini adalah infrastruktur dan kualitas SDM yang masih terus dikembangkan untuk meningkatkan branding.
“Jika infrastrukturnya memadai saya kira tidak masalah. Karena sekarang untuk datang ke destinasi wisata semua sudah pakai teknologi digital, pakai IT. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka perubahan harus dilakukan,” tutup Agus.
(Penulis: Erninta Afryani Sinulingga)
Baca Juga: Kota Semarang: Agar Tak Sekadar Menjadi Kota Transit
Baca Juga: Kabupaten Kudus: Wisata Religi dan Secangkir Kopi
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR