Pandemi Covid-19 mengubah perilaku konsumen dengan cepat. Keterbatasan untuk melakukan aktivitas sehari-hari di ruang publik, termasuk berbelanja barang-barang kebutuhan, membuat teknologi menjadi andalan. Konsumen beralih dari kebiasaan belanja di toko fisik ke toko online.
Mengantisipasi migrasi konsumen yang berkunjung langsung menjadi pembeli online, perusahaan retail berlomba-lomba berbenah situs penjualan online miliknya.
Selain itu, menciptakan aplikasi mobile untuk penjualan. Beberapa perusahaan pun mulai mendaftarkan diri menjadi toko di situs marketplace.
Perubahan kebiasaan konsumen tersebut membuat subsektor e-commerce menjadi pendorong melesatnya nilai ekonomi digital Indonesia pada 2021.
Baca Juga: TikTok Bakal Bangun Restoran di AS Jual Makanan dan Minuman Viral
Mengutip dari Kontan.co.id, Jumat (12/11/2021), laporan e-Conomy SEA 2021 yang dirilis Temasek, Google, serta Bain & Company menyebutkan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 70 miliar dollar Amerika Serikat (AS) pada 2021.
Peningkatan ini didorong pertumbuhan perdagangan online di Indonesia yang mencapai 53 miliar dollar AS atau naik 52 persen dibanding nilai pada 2020, yakni 35 miliar dollar AS.
Euforia belanja online di masa pandemi juga semakin memuncak berkat masifnya festival promo Double Days. Misalnya saja, promo paling legendaris adalah 12.12.
Festival 12.12, yang juga dikenal sebagai Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), merupakan pelopor dan pendorong semakin masifnya budaya belanja online di Indonesia.
Baca Juga: DANA Tegaskan Siap Menjadi Pionir Implementasi SNAP di Indonesia
Harbolnas diinisiasi oleh sejumlah perusahaan e-commerce di Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi E-commerce Indonesia (IdeA) pada 2012. Kehadiran Harbolnas terinspirasi oleh promo belanja di luar negeri, seperti Black Friday dan Cyber Monday di AS serta Single’s Day di China.
Seiring berkembangnya belanja online, Harbolnas tidak hanya diselenggarakan oleh marketplace tetapi juga oleh situs e-commerce milik perusahaan retail. Double Days lain pun bermunculan seperti 9.9 dan 11.11.
Pandemi Covid-19 membuat promo Double Days memperoleh semakin banyak peminat karena hampir semua pelanggan ada di ranah online. Tercatat, pada 2020, promo 12.12 berhasil meningkatkan jumlah transaksi penjualan secara online hingga 328 persen.
Namun, untuk memperoleh peluang di era belanja online dan promo Double Days, perusahaan retail pun perlu menyiapkan diri.
Baca Juga: Startup Pembayaran Digital CHAI Berhasil Raih Pendanaan dari SoftBank
Sebab, perusahaan retail perlu memberi pengalaman terbaik bagi konsumen saat berbelanja, jaminan keamanan, hingga memastikan situs e-commerce atau aplikasi penjualan memiliki kemampuan bertahan terhadap lonjakan traffic.
Berikut ciri perusahaan retail yang unggul dan memiliki ketahanan di era digital.
Pandemi Covid-19 membuat pemanfaatan e-commerce menjadi masif. Keunggulan perusahaan retail di era pasca pandemi ditentukan oleh kemampuan memadukan pengalaman belana melalui channel belanja online dan offline penting dilakukan oleh perusahaan retail.
Sebanyak 65 persen perusahaan retail saat ini hanya mempertimbangkan performa penjualan melalui toko fisik (offline). Padahal, dengan memaksimalkan perpaduan offline dan online perusahaan dapat lebih bersaing.
Baca Juga: Sambut Natal dan Tahun Baru, 3 Indonesia Siap Hadapi Lonjakan Data
Perusahaan retail memerlukan strategi omnichannel yang up-to-date dan komprehensif. Pendekatan omnichannel yang dilakukan harus menyesuaikan dengan perubahan perilaku dan kebutuhan pelanggannya.
Strategi omnichannel tersebut antara lain, melakukan evaluasi ulang perpaduan terhadap channel promosi dan penjualan yang saat ini dimiliki, menyeimbangkan kembali investasi di setiap channel, dan mengeksplorasi potensi social commerce.
Bisa juga dengan meningkatkan efisiensi rantai pasok, meningkatkan visibilitas operasional backend, serta mengevaluasi partner mana yang dapat membantu menerapkan strategi ini.
Teknologi yang dapat mendukung perusahaan retail dalam meningkatkan dan mengimplementasikan strategi omnichannel-nya adalah UFT dari Micro Focus.
Baca Juga: Jelang Nataru 2022, Transaksi Hampers di Tokopedia Naik 3 Kali Lipat
Menggunakan solusi ini, perusahaan dapat memberikan pengalaman multiplatform yang lebih baik.
Pengaturan perangkat mobile menjadi lebih seamless, mengakomodasi perubahan pada aplikasi dengan testing yang berkelanjutan, dan implementasi artificial intelligence (AI).
Selama masa pandemi, perusahaan retail besar dari bidang usaha yang esensial banyak memanfaatkan aplikasi mobile untuk memastikan pelanggannya tetap terkoneksi dengan produk serta layanannya.
Selain sebagai tempat berbelanja, aplikasi mobile juga dapat digunakan di dalam toko fisik. Misalnya saja, aplikasi perusahaan retail furnitur dan kebutuhan rumah asal Amerika Serikat, Home Depot.
Baca Juga: Inilah 10 Teknologi Paling Banyak Dibicarakan di Jagat Maya 2021
Aplikasi tersebut dapat digunakan untuk memindai kode QR produk dalam toko. Setelah kode QR dipindai, aplikasi akan menunjukkan detail produk hingga ulasan pelanggan lainnya.
Aplikasi mobile juga dapat diisi dengan fitur store locator atau kupon belanja dan diskon harian. Jadi, pengalaman belanja online dan offline pelanggan lebih maksimal. Para ahli memprediksi, tren ini akan berkembang pada 2022 dan tahun-tahun mendatang.
Namun, performa aplikasi juga penting supaya pengalaman pelanggan dalam menggunakannya betul-betul seamless. Untuk memastikan hal tersebut, solusi LoadRunner Cloud dari Micro Focus dapat digunakan.
Dengan LoadRunner Cloud, perusahaan dapat melakukan peningkatan skalabilitas dan fleksibilitas untuk mengantisipasi trafik data yang tinggi, menguji kinerja website melalui platform seluler maupun desktop dengan tiga pendekatan, yakni melalui Agile, DevOps, dan Waterfall.
Baca Juga: Inilah 10 Teknologi Paling Banyak Dibicarakan di Jagat Maya 2021
LoadRunner juga memiliki banyak pilihan testing yang dapat dipilih pengguna. Mulai dari tes multi-browser, tes multi-generator seperti Amazon atau Azure, hingga menyediakan lab testing yang mampu berjalan secara otomatis.
Untuk keperluan maintenance sistem, LoadRunner memiliki fitur pengujian spesifik. Fitur ini memungkinkan developer untuk menguji salah satu aspek yang ada di dalam website. Misalnya, halaman checkout, login, hingga registrasi.
LoadRunner Cloud juga memiliki beberapa opsi untuk membuat script, mulai dari VuGen hingga script, open source seperti Jmeter, Gatling, dan Selenium.
Setiap hasil pengujian nantinya akan dikemas dengan ringkas menggunakan analitik prediktif.
Perusahaan juga akan diberi rekomendasi pemecahan masalah sehingga developer dapat memperbaiki error tanpa harus merombak semua struktur coding yang telah dibuat.
Baca Juga: Transaksi Digital di Bank Mandiri Capai 98,6% dari Total Transaksi
Kabar baiknya, LoadRunner juga lebih ekonomis dari segi biaya, mengingat LoadRunner dikemas dalam dua opsi, yakni SaaS maupun on-premises. Lewat adopsi LoadRunner, momen Double Days dapat dimaksimalkan untuk meraup traffic sekaligus keuntungan bagi penjual.
Situs penjualan dan aplikasi retail harus dapat mengakomodasi beragam jenis pembayaran. Sebab, bukan tidak mungkin pelanggan meninggalkan situs web atau aplikasi dan tidak jadi membeli karena tidak tersedianya pilihan pembayaran yang diinginkan.
Menurut riset PPPRO di Amerika Serikat, sebanyak 42 persen pelanggan mengurungkan niat membeli produk yang sudah dimasukkan ke keranjang belanja karena alasan tersebut. Secara global, 75,6 persen pelanggan melakukan hal tersebut.
Solusi yang dapat digunakan adalah Service Virtualization. Solusi ini memungkinkan perusahaan memperoleh proses yang lebih simpel dan sesuai dalam penerapan gerbang pembayaran API.
Hal penting lain yang perlu disediakan adalah layanan pengiriman yang lebih transparan dengan sistem last-mile delivery.
Sebagai informasi, pada sistem ini perusahaan retail tidak menggunakan jasa perusahaan logistik pihak ketiga. Perusahaan memiliki sistem pengiriman langsung ke alamat pelanggan.
Baca Juga: Xiaomi 12 Series Diluncurkan 28 Desember, Ini Bocoran Spesifikasinya
Untuk memastikan sistem pengiriman tersebut berjalan lancar, perusahaan dapat menggunakan solusi ALM Octane Micro Focus. Sebagai informasi, ALM Octane merupakan aplikasi berbasis web yang memungkinkan tim operasional berkolaborasi dalam membuat dan mengelola jalur pengiriman produk.
Dengan pengalaman berbelanja yang lengkap dari hulu ke hilir, konsumen akan tertarik menggunakan kembali platform e-commerce milik perusahaan.
Privasi dan kepercayaan konsumen menjadi salah satu hal yang harus dijadikan prioritas oleh perusahaan retail di era digital.
Perusahaan harus mencermati proteksi data dalam pengguna situs e-commerce yang dimiliki, mulai dari alamat hingga data-data sensitif seperti nomor kartu kredit. Data-data tersebut tidak boleh sampai tersebar.
Baca Juga: Transaksi Digital di Bank Mandiri Capai 98,6% dari Total Transaksi
Perusahaan juga harus mampu membuat kebijakan yang tepat agar konsumen maupun penjual tidak dirugikan. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga kepercayaan konsumen selama bertransaksi.
Solusi yang dapat diadopsi oleh perusahaan adalah Fortify dari Micro Focus. Melalui Fortify, perusahaan dapat melakukan tes keamanan sistem pada aplikasi mereka baik itu berbasis Mobile atau Web sambil memantau kemungkinan risiko yang mungkin terjadi.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai fitur dan solusi dari Micro Focus di atas, Anda dapat mengunjungi laman Micro Focus melalui tautan berikut ini.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR