Studi yang sama menemukan bahwa bank dan lembaga keuangan telah mengeksplorasi sumber data baru bagi solusi penipuan dan kebijakan mereka, termasuk kecerdasan perangkat dari ponsel dan tablet, pencocokan identitas media sosial dan jaringan profesional, serta data telekomunikasi seperti informasi panggilan yang bersifat real-time.
Sumber data yang semakin luas ini memungkinkan bank dan lembaga keuangan memperkuat lini pertahanan mereka terhadap penipu yang meluncurkan serangan dari banyak saluran digital, termasuk situs web, panggilan teks, email, dan aplikasi seluler.
Selain pemanfaatan rentang data yang lebih luas dari dalam institusi, bank dan lembaga keuangan juga akan mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan data pihak ketiga melalui vendor.
Hal ini akan melengkapi model machine learning dan artificial intelligence mereka dengan kemampuan prediksi yang lebih kuat guna mencegah dan melindungi institusi dari bentuk kejahatan finansial dan penipuan yang baru maupun berkembang.
3. Bank dan lembaga keuangan lebih memilih untuk membeli dan menyewa sistem manajemen kejahatan keuangan dibanding membangun sendiri
Memasuki tahun yang baru, diprediksi bahwa minat bank dan lembaga keuangan terhadap kepemilikan penuh dan membangun sistem internal dari nol dalam memerangi penipuan, akan mengalami penurunan.
Studi IDC menemukan bahwa 76,8% bank dan lembaga keuangan lebih memilih untuk membeli solusi manajemen kejahatan finansial atau memanfaatkan jasa dari penyedia solusi untuk memerangi sumber penipuan di masa depan, meningkat dari 63% pada saat ini.
Bank dan lembaga keuangan semakin melihat penyedia solusi manajemen kejahatan finasial sebagai mitra konsultatif dan mempercayai mereka untuk menyediakan tinjauan sistem berkala, manajemen yang lebih baik, dan pemantauan secara terus-menerus.
Selain itu, bank dan lembaga keuangan juga mengandalkan efektifitas vendor-vendor tersebut untuk mengimplementasikan solusi manajemen kejahatan finansial mereka dengan lebih cepat dibanding menunggu hingga sistem deteksi dan pencegahan penipuan selesai dibangun.
Namun begitu, sangat penting bagi bank dan lembaga keuangan untuk memilih vendor yang memiliki alat lengkap dan tenaga subjek ahli serta kapabilitas yang melingkupi seluruh tahapan yang dilalui nasabahnya, dari proses onboarding hingga manajemen investigasi, guna memastikan bahwa solusi mereka mampu menghadapi tantangan di masa depan.
4. Adopsi cloud publik meningkat di kalangan bank dan lembaga keuangan di Asia Pasifik dan Indonesia
Migrasi ke layanan cloud juga akan menjadi tren yang meningkat di sektor ini, melihat 68% dari bank dan layanan keuangan yang saat ini menggunakan solusi lokal yang dikelola oleh tim TI internal diprediksi untuk beralih ke solusi berbasis cloud di 2022 menurut studi IDC.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR