Startup Sribu (PT Sribu Digital Kreatif) mengajak pemilik usaha untuk mengkaji kembali strategi pemasaran lewat sosial media yang digunakan untuk meraih hasil yang maksimal bagi kesuksesan bisnis.
Ryan Gondokusumo, Founder dan CEO Sribu mengatakan bahwa banyak pemilik usaha yang berpikir bahwa hal yang paling penting dalam pemasaran melalui media sosial (social media marketing) adalah untuk membuat konten yang menjadi viral sehingga bisnis atau produk mereka menjadi banyak dikenal masyarakat.
“Namun kenyataannya, ada banyak bisnis yang sangat sukses dalam membuat konten yang viral tetapi kesulitan untuk mempertahankan bisnis dan berkompetisi di pasar. Di sisi lain, banyak juga perusahaan yang sangat sukses dalam menjalankan social media marketing tanpa menjadi viral atau memiliki jumlah pengikut yang luar biasa banyak. Hal ini dikarenakan untuk mencapai tujuan bisnis, diperlukan suatu strategi yang matang dan lebih dari sekedar konten yang viral,” jelas Ryan.
Setidaknya ada tiga aspek yang perlu dipahami dan diperhatikan sebelum menyusun strategi social media marketing.
Yang pertama dan paling mendasar, ialah memahami profil calon pembeli (target persona) dari produk atau layanan yang ditawarkan.
Setelah mengetahui target persona, maka langkah selanjutnya menentukan kanal-kanal media sosial yang hendak digunakan dan menyusun streategi konten agar sesuai dengan kanal yang dipilih.
Setelah memahami ketiga hal di atas, maka pemilik usaha dapat mulai menyusun strategi social media marketing.
Berikut adalah Empat tips dari Sribu mengenai cara menyusun strategi social media marketing untuk meningkatkan penjualan dan mencapai tujuan bisnis:
1. Pahami 3 komponen utama social media marketing: ‘mendengarkan’, interaksi dan konversi
Langkah awal dalam menyusun strategi social media marketing adalah dengan memantau atau ‘mendengarkan’ percakapan yang terjadi di media sosial mengenai merek atau produk dan jasa yang ditawarkan.
Berbekal informasi yang didapatkan ketika melakukan pemantauan, maka pelaku usaha dapat mendorong audiens untuk menuju langkah selanjutnya, yaitu interaksi.
Komponen selanjutnya adalah interaksi atau melakukan engagement dengan audiens. Untuk dapat menjalin interaksi yang berkualitas dengan audiens, maka pemilik usaha perlu mencari tahu hal-hal yang menarik minat dan ingin dikonsumsi oleh audiens.
Konten perlu dikemas dengan baik dengan menggunakan cerita, audio dan visual yang menarik agar menyenangkan untuk dikonsumsi dan dapat menyampaikan pesan dengan baik.
Selanjutnya, komponen terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah konversi. Upaya social media marketing idealnya adalah untuk mendukung tujuan bisnis perusahaan, yaitu menjual produk atau jasa.
Untuk itu, pemilik usaha perlu memperhatikan agar konten yang dibuat tidak hanya menarik, namun juga dapat menggugah aksi lebih lanjut, baik berupa kunjungan ke situs web atau marketplace, dan yang terutama adalah untuk mendorong calon pembeli untuk bertransaksi.
2. Memilih kanal media sosial yang tepat dengan target bisnis
Setelah memahami ketiga komponen social media marketing di atas, maka langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah memilih kanal media sosial yang sesuai dengan profil audiens.
Pemilik usaha tidak perlu membuat akun dan melakukan upaya pemasaran di setiap kanal media sosial yang tersedia, namun dapat memilih secara strategis.
Untuk memilih kanal media sosial yang hendak dipilih, pemilik usaha dapat menanyakan hal-hal berikut:
3. Membuat konten berkualitas tinggi yang sesuai dengan selera dan minat audiens yang hendak dituju
Setelah memilih kanal yang akan digunakan, maka langkah berikutnya adalah untuk membuat konten yang berkualitas tinggi.
Ketika membuat konten, sangat penting bagi pemilik usaha mencoba mengerti sudut pandang audiens sehingga konten yang dibuat relevan dan dapat mendorong terjadinya interaksi dan aksi lebih lanjut.
4. Memetakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di bidang pemasaran digital dan pembuatan konten.
Untuk dapat menyusun dan mengimplementasikan strategi social media marketing dengan efektif, diperlukan SDM dengan keahlian yang sangat spesifik.
Umumnya, ada dua cara yang dapat dilakukan oleh pemilik usaha untuk memenuhi kebutuhan SDM ini yaitu dengan memberdayakan karyawan tetap atau mempekerjakan freelancer.
Saat ini semakin banyak pemilik usaha yang menggunakan jasa freelancer karena memungkinkan mereka untuk merekrut tenaga kerja dengan keterampilan dan jam terbang yang tinggi dengan skema kerja yang lebih fleksibel sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka.
“Di Sribu, kami memiliki lebih dari seratus freelance social media marketer yang telah kami kurasi dan telah membantu ratusan klien untuk memasarkan bisnisnya melalui media sosial. Kami juga memiliki berbagai pilihan paket jasa social media marketing secara end-to-end, mulai dari riset, penyusunan strategi, pembuatan konten, penyusunan jadwal penerbitan konten, admin posting dan bonus berupa budget beriklan,” jelas Ryan.
“Dengan memberdayakan freelancer Sribu yang memiliki keahlian tinggi dan pengalaman di bidang social media marketing, pelaku usaha dapat lebih berfokus dalam mengembangkan produk dan kualitas layanan yang menjadi bisnis inti mereka," tambah Ryan.
Sribu memiliki lebih dari 26.000 freelancer terkurasi yang memiliki beragam keahlian mulai dari pembuatan konten digital, desain logo, kemasan, banner lainnya, penulisan caption, artikel, fotografi, videografi, social media marketing, pemasaran digital dan pembuatan website.
Hingga saat ini, sebanyak 100.000 pekerjaan telah diselesaikan oleh freelancer melalui platform crowdsourcing Sribu.
Lebih dari 15.000 pelaku usaha kecil hingga besar telah menggunakan jasa Sribu seperti Pertamina, DHL, Manulife Investment Management, Indesso, Intiland, Kebab Baba Rafi, Sari Munik, Mega Jaya dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Ini Lima Tips Social Media Marketing untuk Mencuri Perhatian Audience
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR