Penulis: Hans Roth, Senior Vice President & General Manager EMEA, Red Hat
[Redaksi]Kelincahan dan kemampuan cepat beradaptasi dengan perubahan sangat dibutuhkan di tengah ketidakpastian saat ini. Bagaimana hal itu dapat dilakukan perusahaan dari sisi teknologi?
Sangat mudah bagi bisnis untuk masuk ke mode bertahan di saat ini. Rantai pasokan terguncang karena tekanan inflasi dan tenaga kerja. Krisis biaya hidup akan berdampak besar pada permintaan pelanggan. Dan perubahan iklim bukan lagi sesuatu yang terjadi di tempat lain. Sementara itu, kasak-kusuk geopolitik menghantui pasar hampir setiap hari. Kita hidup di zaman yang tidak pasti dan tidak bisa ditebak.
Para pemimpin bisnis mungkin tergoda untuk mengetatkan “ikat pinggang” dan bersiap menghadapi “badai”, menunda ambisi pertumbuhan dan melindungi apa yang dimiliki sampai keadaan menjadi lebih baik.
Bisa dimengerti apabila investasi yang besar terlihat menjadi semakin berisiko saat ini. Namun bisnis adalah sesuatu tentang membuat kemajuan yang terus-menerus untuk berkompetisi. Berhenti berarti Anda tertinggal di lintasan di mana Anda mungkin tidak bisa pulih.
Nah, ada jalan tengah yang tidak memaksa Anda untuk menghindari bahaya atau berhenti, yaitu melihat apa yang Anda miliki, mungkin Anda menemukan apa yang Anda butuhkan.
Bagaimana cara melakukan itu? Lihatlah di sekolah-sekolah dan institusi pendidikan di masa pandemi. Ketika COVID-19 melanda dan sekolah terpaksa harus ditutup, pendidikan tidak terhenti. Sekolah melihat apa yang mereka punya, yaitu laptop, software komunikasi, dan komunitas orang tua yang antusias. Dalam waktu singkat, homeschooling dalam skala masif tercipta.
Kuncinya adalah memaksimalkan value dari apa yang sudah dimiliki dengan cara mengetahui apa yang dipunyai organisasi.
Mulailah dengan memeriksa teknologi dan software yang perusahaan Anda miliki. Dalam kondisi baik, kita tidak selalu meminta banyak dari teknologi yang kita miliki. Kita membeli dan menggunakannya untuk membantu pekerjaan, dan kemampuan-kemampuan lainnya tidak digunakan. Kini saatnya untuk sepenuhnya mengoptimalkan apa yang yang sudah Anda beli.
Jika Anda berlangganan layanan TI, seperti cloud, apakah Anda tahu kemampuan lain yang dimilikinya? Dukungan teknis, pembaruan keamanan, konsultasi bisnis, pendidikan dan pelatihan, jaringan, analitik, dan input ke roadmap produk vendor, seharusnya termasuk ke dalam fitur-fitur berlangganan Anda.
Semua itu kadang-kadang terlihat sebagai add-on atau tambahan yang sifatnya dekoratif dan akhirnya terlupakan. Padahal, memanfaatkan kemampuan tersebut bisa menjadi jawaban untuk mengoptimalkan tech stack atau susunan solusi teknologi yang Anda miliki dan menjalankan TI dengan biaya yang lebih efisien.
Laporan IDC menyatakan bahwa value layanan berlangganan menunjukkan value dari memaksimalkan investasi Anda sepenuhnya. Organisasi bisnis yang berlangganan layanan Red Hat mengurangi biaya operasionalnya selama tiga tahun sebesar 35%. Mereka juga melaporkan bahwa kinerja tim infrastruktur TI-nya menjadi 38% lebih efisien dan tim pengembangan menjadi 21% lebih produktif.
Selanjutnya, perhatikan anggota tim Anda. Bisnis bisa jadi terlalu terobsesi dengan jabatan. Ini hanyalah sebagian dari cerita – tentang apa yang sedang dilakukan seseorang, bukan tentang apa yang bisa mereka lakukan.
Melakukan audit terhadap skill yang ada lebih bernilai dibandingkan menghilangkan peran. Berdasarkan pengalaman saya, hal ini selalu tentang menggali talenta yang Anda tidak tahu Anda miliki, dan siapa yang bisa ditugaskan kembali untuk mengisi posisi yang lebih penting.
Berikutnya adalah ekosistem Anda. Mungkin Anda bahkan tidak menyadari bahwa Anda adalah bagian dari satu ekosistem.
Namun, berhenti memikirkan tentang semua bisnis yang Anda sentuh: pelanggan Anda, pemasok, agensi, mitra teknologi. Mereka mungkin juga merasakan tekanan yang sama dengan Anda.
Kata kuncinya adalah: manfaatkan hubungan ini. Dengan menghubungi mereka dan bertanya apa yang bisa Anda bantu, Anda mengundang mereka dan memberikan bantuan sebagai balasannya. “Imbalannya” bisa berupa syarat kontrak yang lebih menguntungkan, masukan untuk pengembangan produk, atau sesederhana bekerja sama untuk menghadapi tantangan yang Anda hadapi. Hal luar biasa akan terjadi saat Anda berkolaborasi.
Semua itu akan menjadi lebih mudah saat Anda menjalankan teknologi open source dalam organisasi dengan budaya terbuka atau open culture. Open-source stack (susunan teknologi/solusi open sourece) sangat fleksibel, mampu “berputar tajam” di antara lingkungan infrastruktur yang berbeda dan mengeksplorasi integrasi baru antara software yang memiliki interoperabilitas. Sementara dalam budaya terbuka, perubahan dan kolaborasi adalah value “business as usual.” Komunitas bukanlah konsep yang kaku, melainkan sebuah ekosistem yang sangat terorganisasi dengan proses engagement yang jelas.
Bandingkan dengan bisnis yang dibangun dengan teknologi yang rigid atau kaku dan berbasis proprietary, di mana insting pertamanya adalah kerahasiaan, dan perubahan harus terjadi berdasarkan keputusan dari atas. Melakukan perubahan bisnis dengan teknologi seperti ini ketika dalam ketidakpastian adalah ibarat memutar kapal tanker di tengah badai, atau seperti seorang perenang yang mengubah arah di laut tenang.
Bisnis-bisnis yang berinvestasi dalam teknologi open source dan budaya keterbukaan akan lebih siap dalam menghadapi masa-masa sulit yang kita hadapi – 92% pemimpin IT merasa solusi open source enterprise penting untuk menjawab tantangan yang terkait dengan COVID-19.
Bisnis menghadapi aneka tantangan yang rumit. Baru saja kita berhadapan dengan krisis keuangan global yang paling serius sejak era Depresi Besar atau Great Depression (atau krisis malaise). Kemudian muncul COVID-19 yang datang entah dari mana dan mengubah kehidupan yang kita ketahui selama ini. Belum lagi kejutan-kejutan “lokal”, seperti tergulingnya pemerintahan, jatuhnya mata uang, bencana banjir, dan kebakaran hutan yang terjadi di banyak tempat.
Dan pelajarannya adalah “always expect the unexpected,” selalu siap menghadapi hal-hal yang tak terduga. Sekarang saatnya kita persiapkan dan bangun agility. Yaitu, kelincahan beradaptasi dengan perubahan, satu kemampuan yang mau tak mau akan Anda butuhkan.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR