Data CDNetworks mencatat, pada tahun 2022 saja, terpantau angka serangan yang mencengangkan sebanyak 163.185 juta serangan bot, meningkat secara signifikan hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bahkan sebanyak 4,5 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2020.
Data menunjukkan semakin tingginya tingkat kecanggihan dan prevalensi serangan bot dalam lanskap digital.
Lebih jauh, statistik tersebut juga mengungkapkan fakta yang lebih mengkhawatirkan, bahwa hanya sekitar 60% dari lalu lintas ke aplikasi web dan API diinisiasi oleh kunjungan manusia.
Hal ini berarti sebagian besar lalu lintas web dihasilkan oleh bot, yang dapat melakukan berbagai aktivitas invasif, seperti mengganggu situs web, mencuri data, melakukan transaksi penipuan, dan lain sebagainya.
Volume tinggi lalu lintas bot merupakan tantangan besar bagi organisasi, karena semakin sulit untuk membedakan antara interaksi manusia yang sebenarnya dan aktivitas bot yang jahat.
Lebih dari itu, fokus penjahat siber meluas hingga mencakup API (Application Programming Interfaces).
Terdapat pertumbuhan signifikan serangan terhadap API, yang untuk pertama kalinya melebihi 50% pada tahun 2022, mencapai 58,4%.
API menyediakan fungsi penting yang memungkinkan integrasi mulus antara sistem, sehingga menjadikannya sasaran utama bagi serangan penjahat dunia maya.
API digunakan di berbagai industri dan sektor, termasuk keuangan, e-commerce, kesehatan, dan lain sebagainya.
Ketersebarannya ini membuat API menjadi sasaran berharga bagi para penjahat dunia maya untuk mendapatkan akses ke data sensitif dan sumber daya berharga, seperti informasi pelanggan, transaksi keuangan, atau kekayaan intelektual.
Jalur Menuju Keamanan yang Tangguh
Serangan terhadap aplikasi web dan API mungkin tampak seperti serangan tunggal, namun mereka memiliki efek berantai terhadap sistem digital suatu organisasi.
Para penyerang dapat menggunakan aplikasi web dan API sebagai pintu masuk untuk mengakses data sensitif, mengkompromikan akun pengguna, atau meluncurkan serangan DDoS.
Efek berantai ini semakin menunjukkan sifat interkonektivitas elemen-elemen dalam sistem keamanan perusahaan.
Penting bagi organisasi untuk menyadari pentingnya adopsi strategi pertahanan proaktif, dan mengambil tindakan tegas untuk melindungi aset digital miliknya.
Dalam lanskap digital yang terus berkembang, organisasi harus mengadopsi pendekatan perlindungan keamanan yang holistik.
Hal ini termasuk pemahaman tentang sifat interkonektivitas komponen-komponen keamanan dan potensi efek berantai dari serangan terhadap aplikasi web dan API.
Ketika memilih solusi perlindungan aplikasi web dan API, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti:
Organisasi harus mengambil langkah-langkah keamanan yang kuat dalam upaya membangun strategi pertahanan untuk menangkal segala jenis serangan.
Dengan begitu, organisasi akan dapat merespons ancaman secara efektif, meningkatkan tingkat keamanan perusahaan, serta memastikan bahwa pelanggaran pada satu komponen kunci tidak memicu rangkaian efek lainnya yang dapat mengancam keseluruhan bisnis.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR