Goldman Sachs melaporkan bahwa 300 juta pekerjaan penuh waktu global dapat terancam oleh teknologi AI generatif. Pekerja kantoran adalah yang paling berisiko tergantikan oleh artificial intelligence (AI).
Mungkin kita masih bertanya-tanya, kapan AI atau kecerdasan buatan akan menggantikan pekerja manusia. Jawabannya cukup mengejutkan, hal itu sebenarnya sudah terjadi.
Ketika alat AI, seperti ChatGPT dan Google Bard, menjadi kebutuhan utama di tempat kerja dan bisnis harus memperhatikan keuntungan mereka, otomatisasi tenaga kerja menjadi langkah logis yang diambil manajemen perusahaan.
Memanfaatkan AI bukanlah keputusan yang sulit bagi banyak perusahaan karena keuntungan dan manfaat yang ditawarkan AI. Teknologi ini dapat membantu menghemat biaya pada saat tingkat inflasi memberikan tekanan pada pendapatan. AI juga dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.
Meskipun banyak perusahaan telah berjanji untuk melindungi pekerja manusia, tak sedikit perusahaan yang mempunyai gagasan sebaliknya. Nah, inilah delapan perusahaan yang telah mengganti karyawannya dengan teknologi AI.
1. MSN
Pada tahun 2020, MSN memecat puluhan jurnalis yang menulis berita yang ditampilkan di beranda perusahaan. Sejak itu, MSN menggunakan software AI untuk membuat konten.
Menurut MSN, tindakan ini merupakan respons terhadap kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan, tapi bukan akibat pandemi.
2. Google
Google mengumumkan akan ada dua putaran PHK, dan kemungkinan putaran ketiga akan segera terjadi. CEO Google, Sundar Pichai belum secara eksplisit menjelaskan bahwa pekerjaan-pekerjaan ini akan digantikan dengan teknologi AI.
Namun PHK ini terutama memengaruhi pekerja di divisi periklanan karena adopsi AI dalam layanan pelanggan dan penjualan iklan, serta upaya meningkatkan efisiensi operasional.
3. Dukaan
Bulan Juli lalu, CEO Dukaan, Summit Shah mengganti 90% staf customer support dengan chatbot yang mereka kembangkan sendiri.
Shah memposting di media sosial X, membela diri dengan mengatakan tindakan itu sebagai hal yang "sulit namun perlu". Menurutnya, chatbot membantu perusahaan memangkas biaya dukungan pelanggan hingga 85% dan mengurangi waktu tunggu pelanggan secara drastis.
4. Ikea
Bulan Juni lalu, Ikea mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan pekerjaan di call center secara bertahap dan menggunakan bot AI bernama Billie untuk menjawab pertanyaan pelanggan.
Namun, tidak seperti kebanyakan perusahaan, Ikea berencana untuk meningkatkan keterampilan karyawan yang terdampak dan telah melatih ribuan pekerja call center untuk menjadi penasihat desain interior.
5. BlueFocus
Agen pemasaran Tiongkok ini memutuskan untuk mengakhiri kontrak para penulis dan desainer konten manusia “sepenuhnya dan tanpa batas waktu,” demi mendukung penerapan AI generatif.
BlueFocus tidak secara eksplisit menyatakan penggunaan AI untuk menggantikan staf. Namun, pemutusan kontrak tersebut terjadi dua hari setelah perusahaan mendapatkan lisensi layanan Azure OpenAI dari Microsoft, dan sebulan setelah bermitra dengan Baidu ERNIE Bot untuk membangun sistem pemasaran AI berskala besar.
6. Salesforce
Awal tahun ini, Salesforce, memecat 700 pekerja, atau setara sekitar satu persen dari tenaga kerja globalnya. Sebelumnya, pada tahun lalu, perusahaan juga telah melakukan PHK terhadap 10 persen personelnya.
Perusahaan belum mengonfirmasi hubungan antara PHK dan AI. Namun Salesforce diketahui memotong anggaran rekrutmen untuk investasi lebih besar pada AI, sehingga para pengamat menduga banyak lowongan ini akan diisi oleh tenaga kerja otomatis.
7. Duolingo
Pada bulan Januari, aplikasi pembelajaran bahasa Duolingo mengumumkan akan memberhentikan 10 persen tenaga kerja kontraknya, karena perusahaan beralih ke AI untuk menerjemahkan konten.
Dikutip dari Tech.co, seorang juru bicara Duolingo menyatakan bahwa pemutusan kontrak itu mungkin melibatkan AI. Hal itu mengindikasikan kesiapan perusahaan untuk menggantikan tenaga kerja manusia dengan teknologi kecerdasan buatan.
8. Turnitin
Tahun lalu, CEO Turnitin, Chris Caren berencana mengurangi jumlah karyawan dengan memperkirakan calon karyawan Turnitin di masa depan berasal dari sekolah menengah tanpa pengalaman yang luas berkat efisiensi AI. Pada 2023, Turnitin mem-PHK 15 karyawan.
Dampak PHK itu relatif kecil bagi perusahaan dengan 900 karyawan. Namun rencana awal Caren adalah memangkas jumlah karyawan sebanyak 20 persen dalam 18 bulan, yang berarti kemungkinan PHK yang lebih besar di tahun ini.
Baca juga: Bantu Cari Konten, Meta Hadirkan Chatbot Percakapan AI di Instagram
Baca juga: Microsoft Bangun Data Center Berbasis AI Rp46 Triliun di Jepang
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR