Saat ini, interaksi B2C yang dipersonalisasi adalah satu hal yang diharapkan, dan brand yang tidak mampu memenuhi hal ini akan mengalami kerugian yang besar. Hal ini disoroti dalam laporan McKinsey yang menemukan bahwa 71% konsumen mengharapkan pengalaman yang dipersonalisasi, sementara 76% merasa frustasi saat mereka tidak mendapatkannya. Dengan ChatGPT, brand yang berada dalam tekanan untuk melakukan personalisasi bisa meluncurkan fitur-fitur dalam skala menengah.
Dengan beralih dari pengiriman pesan yang sifatnya one-size-fits-all, brand bisa membangun hubungan pelanggan yang lebih bermakna, meningkatkan engagement, dan mendorong brand loyalty. Kita sudah melihat sekilas hal ini dalam tool ChatGPT yang dijalankan dalam pengalaman pelanggan. Yang terbaru adalah ketika Intercom mengumumkan kehadiran ‘Fin’, sebuah chatbot GPT-4 yang tidak membutuhkan pengaturan.
Kecepatan dan Iterasi
Saat sebuah kampanye membutuhkan strategi, marketer harus menciptakan strategi yang kreatif untuk mengekspresikan diri. Untuk ini, mereka membutuhkan tool untuk menguji metodologi yang berbeda dengan cepat, dan menyempurnakan metodologi yang memberikan hasil terbaik.
Kata kunci di sini adalah “Dengan cepat”. Jika proses ini memakan waktu terlalu lama, hanyalah menghasilkan data yang kotor (noisy) dan hasilnya tidak presisi.
Kemampuan ChatGPT untuk menerima perintah dan dengan cepat memberikan output yang bisa digunakan adalah pengubah permainan di sini. Bayangkan marketer yang mencari opsi tentang ‘Pesan apa yang akan dikirim,’ kini bisa meminta ChatGPT membuat variasi dari teks yang dibuat oleh tim konten mereka.
Pada skala besar, iterasi semacam ini bisa jadi tidak sebanding dengan modal dan jam kerja yang dibutuhkan. Namun kehadiran ChatGPT membebaskan tim pemasaran untuk berfokus pada tugas-tugas penting dalam bisnis, seperti menyusun strategi atau memperdalam hubungan dengan pelanggan.
Standar Kemajuan Interaksi Pelanggan
Kekecewaan yang timbul ketika seseorang menyadari bahwa mereka berbicara dengan chatbot dan bukan dengan manusia adalah hal yang wajar. Namun, poin-poin yang disebutkan di atas menunjukkan kemampuan ChatGPT untuk menyelesaikan masalah ini. Dari pengalaman pribadi, chatbot yang terdengar tanpa emosi tidak akan meninggalkan kesan, terlepas dari kemampuannya menyelesaikan masalah.
Jika chatbot terdengar lebih personal, pengguna akan melaporkan kualitas pengalaman B2C yang lebih baik. Saat pelanggan merasa masalah mereka terselesaikan dengan penuh perhatian, mereka akan merasa dipedulikan. Brand yang menanam kebaikan, akan menuai hasil dalam bentuk matrik yang nyata seperti ulasan yang lebih baik, dan kenaikan jumlah data yang dibagikan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa integrasi antara tool LLM, terutama dalam pengalaman pelanggan, bisa menaikkan standar kemajuan interaksi pelanggan – membawa pengalaman pelanggan menyenangkan dan terotomatisasi, dari jarang terjadi menjadi sesuatu yang diharapkan.
Keuntungan Integrasi LLM & MarTech
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR