Uji benchmark oleh Tim IBM Power Worldwide ini dilakukan dengan menjalankan aplikasi aplikasi day trader di platform Red Hat OpenShift. Platform lain dengan 80 core menghasilkan 42.256 transaksi per detik (TPS). Sementara mesin IBM Power S1022 dengan 40 core mampu mencapai 76.763 TPS. “Ini menunjukkan efisiensi mesin Power meskipun memiliki core lebih sedikit,” jelas Naldi.
Ia menambahkan mesin Power juga memberikan penghematan biaya operasional sebesar 70% selama tiga tahun dan biaya per TPS yang lebih rendah.
Selain itu, IBM Power juga menawarkan tingkat ketersediaan tinggi dan waktu downtime rendah, menjadikannya pilihan andal untuk layanan yang diperlukan. “IBM Server yaitu Power dan ‘kakaknya’ yaitu IBM Mainframe selama 15 tahun berturut-turut berada di peringkat 1 dan 2, berdasarkan riset yang dilakukan oleh ITIC. Unplanned downtime per tahunnya itu untuk IBM Power adalah 315 millisecond,” pungkas Naldi.
Teknologi IBM Power dan arsitektur microservices menawarkan solusi efisien untuk modernisasi aplikasi, yang pada gilirannya mempercepat transformasi digital dan mempersiapkan perusahaan untuk bersaing di pasar yang semakin dinamis.
Baca juga: Begini Cara Solusi Event Automation Bantu Perusahaan Manfaatkan Data
Baca juga: IBM Berikan Pelatihan AI Gratis ke Generasi Muda Indonesia
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR