“Indonesia terdiri dari ribuan pulau, yang sebagian besar sangat terpencil, tanpa akses ke lembaga keuangan fisik, apalagi layanan pinjaman atau kredit.” pungkas Dr. Gu.
“Dengan menggabungkan tingkat penetrasi internet dan smartphone yang tinggi di Indonesia, kami dapat menghadirkan akses layanan keuangan yang lebih luas kepada lebih banyak masyarakat Indonesia,” sambungnya.
Di sisi lain tanpa disadari, internet seluler telah merevolusi cara masyarakat Indonesia berkomunikasi, bahkan dalam bertransaksi perbankan.
Dengan hadirnya teknologi AI dan smartphone, proses pinjam meminjam di sisi konsumen maupun penyedia layanan bisa menjadi lebih efisien dengan mitigasi risiko yang lebih baik dan bisa menjangkau masyarakat dengan riwayat kredit formal yang kurang memadai.
Terakhir, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat, permintaan kredit nasional juga akan terus meningkat.
Dengan memanfaatkan AI dan big data, lembaga keuangan akan lebih siap untuk memenuhi kebutuhan ini, sekaligus memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia memberikan manfaat bagi seluruh masyarakatnya, mendekatkan negara ini pada inklusi keuangan yang sesungguhnya.
Baca Juga: 78% Masyarakat Adopsi Fintech, Layanan Pay Later Kian Mendominasi
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR