Sebagai pemilik usaha atau tenaga procurement, Anda tentunya sering dihadapkan dengan dilema antara membeli dan menyewa laptop untuk kebutuhan kerja karyawan.
Membeli laptop dapat dipandang sebagai investasi jangka panjang, tetapi biaya awal yang besar dan kebutuhan untuk terus mengelola perawatan perangkat bisa menjadi beban tersendiri.
Sementara itu, menjawab kebutuhan alat kerja dengan menyewa laptop bisa menjadi pilihan yang lebih efisien dan fleksibel, terutama bagi bisnis yang skalabilitasnya dinamis.
Perusahaan dapat menyesuaikan jumlah perangkat sesuai kebutuhan tanpa harus mengeluarkan modal besar di awal.
Namun, meskipun sewa laptop menawarkan keuntungan dari segi finansial, masih ada beberapa kekhawatiran yang membuat perusahaan ragu untuk mengambil langkah ini.
Salah satu kekhawatiran tersebut adalah spesifikasi perangkat yang tidak sesuai dengan kebutuhan kerja.
Beberapa vendor mungkin hanya menyediakan laptop dengan spesifikasi standar serta tidak memadai untuk tugas berat seperti desain grafis, analisis data, atau pengembangan perangkat lunak.
Baca Juga: Cara Bikin Ucapan Lebaran yang Bagus Pakai ChatGPT, Simak Disini!
Hal ini bisa berdampak pada produktivitas karyawan, karena mereka bekerja dengan perangkat yang kurang optimal untuk tugas yang diberikan.
Selain spesifikasi, perusahaan juga sering khawatir dengan dukungan IT yang lambat dan kurang responsif.
Saat laptop mengalami masalah teknis, seperti sistem yang crash atau perangkat yang bermasalah, bagaimana vendor menangani hal tersebut?
Jika vendor tidak menyediakan dukungan teknis yang cepat, perusahaan bisa mengalami gangguan operasional yang berujung pada keterlambatan kerja dan menurunnya efisiensi tim.
Salah satu kekhawatiran lain yang juga tak kalah riskan adalah bagaimana vendor menangani data yang tersimpan di perangkat setelah masa sewa berakhir.
Penulis | : | Yasmin FE |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR