Find Us On Social Media :

Contoh Pemanfaatan Artificial Intelligence di Lingkungan Data Center

By Rafki Fachrizal, Selasa, 1 Juni 2021 | 19:00 WIB

Ilustrasi Data Center

Menurut perusahaan, proses mengatasi kegagalan HDD seperti itu tergolong mahal dan memakan waktu yang tidak sedikit.

Untuk menjawab tantangan tersebut, baru-baru ini Google Cloud bekerja sama dengan perusahaan Seagate.

Dalam kerja sama tersebut, Google Cloud dan Seagate menggunakan teknologi AI untuk memprediksi kapan HDD di data center-nya akan mengalami kegagalan bekerja, sehingga Google Cloud dapat menjadwalkan tim untuk melakukan pemeliharaan dan meminimalkan gangguan dengan memperbaiki/mengganti HDD.

“Di Google Cloud, kami mengetahui secara langsung betapa pentingnya mengelola HDD dan mengidentifikasi potensi kegagalan dalam beroperasi terlebih dahulu,” tulis Nitin Aggarwal, Sr. Technical Program Manager Google dan Rostam Dinyari, AI Engineer, di blog resmi Google Cloud.

“Itulah mengapa kami bekerja sama dengan Seagate, mitra OEM (Original equipment manufacturer) untuk HDD di data center kami, untuk menemukan cara memprediksi masalah HDD yang sering terjadi. Bersama-sama, kami mengembangkan sistem Machine Learning/ML (pembelajaran mesin), yang dibuat di atas platform Google Cloud, untuk memperkirakan kemungkinan HDD yang mengalami kegagalan bekerja — HDD yang mengalami tiga masalah atau lebih dalam kurun 30 hari,” jelas Aggarwal dan Dinyari.

Sistem ML yang dikembangkan Google Cloud dan Seagate memiliki kemampuan untuk secara otomatis mengekspor dan menganalisis data dari HDD sebelum diperbaiki, dan menggunakan temuan untuk memprediksi kemungkinan kegagalan terjadi lagi pada HDD tersebut.

Sistem tersebut dibangun di atas produk dan layanan milik Google Cloud, seperti Terraform, BigQuery, Dataflow, AI Platform Notebooks, dan AutoML Tables.

Awalnya, Google Cloud dan Seagate menguji dua model. Yang pertama, berdasarkan AutoML (pembelajaran mesin otomatis), dan yang kedua berdasarkan sistem kostum.

Model AutoML terbukti lebih berhasil, dengan presisi 98 persen, dibandingkan dengan model yang dikembangkan dengan sistem kostum di mana hanya sebesar 70-80 persen.

“Tim Google Cloud dan Seagate menguji dua model AI yang berbeda untuk memprediksi HDD mana yang akan gagal, dan menemukan bahwa model AutoML bekerja lebih baik daripada sistem kustom — Sekaligus memungkinkan Google Cloud menemukan aturan baru yang memungkinkan tim untuk menemukan kegagalan HDD sebelum terjadi,” tulis Aggarwal dan Dinyari.

Melihat hasil kerja sama yang mengesankan tersebut, Google Cloud dan Seagate berencana auntuk memperluas kerja samanya di masa yang akan datang.

"Ketika para tim IT memiliki jendela yang lebih besar untuk mengidentifikasi HDD yang bermasalah, maka tidak hanya dapat mengurangi biaya tetapi juga dapat mencegah masalah sebelum berdampak pada pengguna akhir. Kami sudah memiliki rencana untuk memperluas sistem kami untuk mendukung semua HDD Seagate — dan kami tidak sabar untuk melihat bagaimana hal ini akan menguntungkan OEM dan pelanggan kami," papar Aggarwal dan Dinyari.

Nah, contoh di atas merupakan salah satu manfaat bagaimana penerapan teknologi AI dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan penyedia layanan data center seperti Google Cloud.

Ke depannya, teknologi AI ini diprediksi akan semakin banyak di adopsi oleh berbagai perusahaan dari berbagai sektor industri di seluruh dunia.

Baca Juga: Liverpool FC, Contoh Pemanfaatan Artificial Intelligence di Sepakbola