Find Us On Social Media :

Peran Smart City dalam Mendorong Ekowisata Boon Pring Andeman di Kabupaten Malang

By Administrator, Rabu, 29 Desember 2021 | 14:15 WIB

Ekowisata Boon Pring Andeman

“Untungnya, saat itu saya tidak jadi mengeluarkan beribu alasan untuk mengundang Pak Eko ke sini. Saya memiliki kenalan di Direktorat Kementerian Desa yang kebetulan adalah adik kelas saya kala menimba ilmu di Universitas Brawijaya. Alhasil saya ajukan sedikit proposal dan Pak Eko langsung berkenan untuk berkunjung,” ungkap Samsul.

Dari kunjungan Menteri Desa, BUMDes Sanankerto pun akhirnya mendapat bantuan dana sebesar Rp 50 juta di bulan April 2017. Kemudian, satu bulan setelahnya BUMDes memperoleh bantuan dana kembali sebesar Rp460 juta.

“Saya sangat bersyukur, Mas. Alhamdulillah saat itu ada Pak Eko yang membantu kami. Kalau tidak ada, mungkin Ekowisata Boon Pring Andeman belum maju seperti sekarang,” tambah Samsul.

Ekowisata Boon Pring Andeman sendiri memiliki banyak fasilitas wisata yang bisa dinikmati. Mulai dari menaiki perahu di atas embung, berenang di atas kolam renang buatan, menikmati kesejukan delapan mata air, hingga mempelajari beragam jenis bambu di Arboretum Bambu atau museum pohon bambu.

Bagi para wisatawan yang ingin mendapatkan informasi terkait jenis-jenis bambu, tak perlu khawatir.

Di sini, BUMDes selaku pengelola menyediakan QR Code pada setiap tanaman bambu yang berisi informasi lengkap terkait sejarah maupun asal-usul bambu.

Wisatawan yang berkunjung ke ekowisata Boon Pring Andeman bisa melakuakn scan QR code menggunakan smartphone untuk mendapatkan informasi terkait jenis-jenis bambu di sana.

Jatuh Bangun Ekowisata Boon Pring Andeman

Sejak awal berdiri, Ekowisata Boon Pring Andeman selalu ramai dikunjungi. Tercatat, omzet yang didapat selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Pada 2017, omzet yang dihasilkan mencapai Rp994 juta; pada 2018 berkisar sekitar Rp2,8 miliar; pada 2019 berkisar Rp5,1 miliar; dan 2020 hanya sebesar Rp2,7 miliar.

“Sejak pandemi Covid-19 melanda, Ekowisata Boon Pring Andeman mengalami penurunan cukup drastis. Apalagi, wisata sempat ditutup selama beberapa bulan dan kami tak memiliki pemasukan sepeser pun,” tutur Samsul.

Menurutnya, kondisi yang cukup miris adalah tahun 2021. Tahun ini bisa dibilang hampir tidak ada pemasukkan berarti bagi tempat wisata ini. Ia bahkan mengaku dana darurat yang dimiliki hampir tak bersisa.