Penulis: Zakir Ahmed, Senior Vice President dan GM untuk wilayah Asia Pasifik & Jepang, Kofax
Beberapa tahun belakangan ini, adopsi teknologi Robotic Process Automation (RPA) sudah marak diterapkan berbagai industri di seluruh dunia. RPA sendiri merupakan software (perangkat lunak) yang mampu bekerja untuk mengautomasi aktivitas/tugas manusia yang bersifat repetitif (bersifat pengulangan) dan terstruktur.
Contohnya seperti memproses invoice pelanggan, melakukan proses audit, menginput data karyawan, atau membagikan tugas kepada karyawan di perusahaan.
Bagi sebagian perusahaan saat ini, adopsi RPA merupakan suatu hal yang menarik lantaran dapat menugaskan karyawan mereka untuk mengerjakan tugas-tugas yang lebih penting. Hal itu dikarenakan beberapa tugas yang biasa karyawan mereka kerjakan sudah ada yang bisa ditangani oleh RPA.
Namun demikian, banyak perusahaan yang beranggapan bahwa RPA akan membuat mereka mampu mengautomasi aktivitas Manajemen Proses Bisnis (Business Process Management/BPM) yang paling kompleks sekalipun, walaupun solusi yang jauh lebih cocok telah tersedia.
Berangkat dari anggapan tersebut, berikut ini beberapa miskonsepsi (kesalahpahaman) lainnya yang sering digunakan perusahaan sebagai alasan untuk menolak solusi RPA:
Baca Juga: Meski Pandemi, Pendapatan Vendor RPA Diprediksi Capai US$2 Miliar
1. RPA mengautomasi proses sepenuhnya, dari A sampai Z
Mengautomasi tugas yang terstruktur dan repetitif dengan RPA merupakan keputusan yang tepat karena RPA adalah alat terbaik untuk mencapai tujuan ini.
Kelebihan RPA terutama terlihat pada aktivitas berulang dengan durasi pendek (beberapa menit), misalnya mencari dan mengambil data dari satu sistem lalu menyimpannya di sistem yang lain.
RPA paling tepat digunakan untuk aktivitas yang membutuhkan pengulangan dari rangkaian yang sama dan dapat dilaksanakan secara paralel agar lebih efisien.
Misalnya, perusahaan B2B sering kali harus memeriksa sejumlah portal atau pemasok untuk membeli barang dengan harga terbaik.
Karyawan harus mengikuti semua langkah kerja di tiap portal secara berurutan, tetapi dengan RPA, robot perangkat lunak bertindak sebagai “rekan kerja digital” yang memonitor harga produk dan secara berkala menginformasikan tiap perubahan kepada karyawan dengan mengambil angka dari semua portal sekaligus.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR