Ingin membangun personal connection yang lebih dalam antara pasien dengan dokter spesialis demi perawatan yang lebih maksimal, AlteaCare menyediakan fitur video call. Fitur ini pula yang digadang-gadang sebagai kelebihan AlteaCare daripada solusi kesehatan digital lainnya.
“Konsultasi melalui panggilan video juga merupakan fitur utama kami guna memaksimalkan keefektifan konsultasi klinis agar dapat mempermudah para dokter spesialis dalam memberikan informasi dan edukasi seputar diagnosis, evaluasi, hingga pencegahan dan pengobatan penyakit,” jelas Mikaela.
Menghadirkan fitur video call sebagai bagian dari telekonsultasi tentu bukan hal mudah. Diakui Mikaela, ada upaya ekstra yang dilakukan AlteaCare untuk mewujudkan fitur ini. “Ada effort di belakangnya supaya para dokter ini bisa dan mau melayani pasien lewat video call. Dan ini memang salah satu benefit bagi pasien yang dilayani lewat AlteaCare,” jelasnya.
Fitur lain yang menjadi andalan AlteaCare adalah Medical Advisor yang bertugas membantu pasien sebelum pasien bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis. Para medical advisor ini disiapkan untuk melakukan fungsi triase seperti di rumah sakit, yaitu mengidentifikasi kebutuhan pasien melalui data pasien dan hasil pemeriksaan yang mungkin pernah dilakukan pasien sebelumnya.
“Itu semua dikumpulkan dulu di medical advisor, sehingga ketika pasien ketemu dokter spesialis, persiapannya lebih baik. Dan medical advisor ini adalah dokter umum yang mengerti kondisi klinis pasien, apakah cocok untuk melakukan telehealth. Kalau sifatnya sudah sangat urgent, pasien akan dirujuk langsung ke IGD terdekat (dengan lokasi pasien,” jelas Mikaela.
Menurutnya tanpa triase, pasien berpotensi merasa kecewa karena tidak memperoleh layanan yang diinginkan padahal mereka sudah membayar untuk pelayanan tersebut.
AlteaCare juga menyediakan patient relation officer untuk membantu pasien jika ada hal-hal yang perlu ditindaklanjuti. “Misalnya pasien mau booking untuk cek darah karena arahan dari dokter adalah darahnya harus dicek untuk kontrol. Atau mungkin pasien perlu swab test atau beli obat, dan lain-lain. Itu semua akan dibantu oleh patient relation officer sehingga pasien tidak ditinggal begitu saja, sampai dia dapat semua perawatan yang diperlukan,” imbuh sarjana Cognitive Science dengan spesialisasi Human Computer Interaction dari University of California, San Diego, AS ini.
“Dan karena kita kerja sama dengan rumah sakit, sudah pasti variasi obat dan juga pilihan obat sangat lengkap di farmasi rumah sakit,” Mikaela menambahkan kelebihan yang ditawarkan AlteaCare bagi penggunanya.
“Kalaupun saat itu obat yang diresepkan dokter sedang tidak tersedia, pasien akan dibantu PRO untuk mengkomunikasikannya ke dokter dan meminta obat pengganti jika memungkinkan. “Pokoknya, pasien terima beres,” tegas Mikaela.
Terbuka untuk Kerja Sama
Ingin menjadi gerbang dan marketplace bagi layanan kesehatan digital terpadu, AlteaCare tentu tidak bisa bekerja sendirian. Mikaela Oen menegaskan AlteaCare sangat terbuka untuk melakukan kerja sama dengan penyedia layanan di ekosistem kesehatan Indonesia, dan tentu saja menjadi mitra resmi Kementerian Kesehatan.
“Secara strategis kami akan akuisisi rumah sakit untuk masuk ke platform AlteaCare, bisa hospital chain, atau hospital yang belum ada cabangnya, kami sangat open, karena memang tujuannya adalah membuat marketplace kesehatan. Jadi kami sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dengan fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan, red.) lainnya,” ujarnya.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR