Schneider Electric menekankan tiga tahapan penting dalam mewujudkan bangunan zero carbon yang mencakup Strategize, Digitize dan Decarbonize, dan merekomendasikan langkah-langkah praktis yang perlu dilakukan di tiap tahapan tersebut.
Para pemangku kepentingan global terus mendorong upaya pengurangan emisi karbon yang ditargetkan mencapai net-zero emission pada 2050.
Indonesia sendiri mencanangkan komitmen untuk dapat mencapai target net-zero emission pada 2060 dan menaikkan target Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) menjadi 32% atau setara 912 juta ton CO2 pada 2030, dari sebelumnya 29%.
Komitmen ini tentunya perlu didukung dengan upaya yang masif. Salah satunya dengan mendekarbonisasi bangunan karena bangunan menyumbang 37% dari emisi karbon global.
Saat ini, proyek bangunan baru mulai dirancang dan dibangun dengan konsep ramah lingkungan dengan memanfaatkan teknologi yang dapat menciptakan bangunan zero carbon.
Namun, hal yang juga harus menjadi fokus perhatian bersama adalah bagaimana mentransformasi bangunan lama agar lebih efisien dan rendah karbon.
Mengingat sekitar 50% bangunan yang ada saat ini masih akan digunakan pada tahun 2050. Tahun di mana sebagian besar organisasi menargetkan untuk mencapai net-zero carbon.
Roberto Rossi, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste mengatakan, “Schneider Electric secara global telah membantu ribuan perusahaan dalam perjalanan mereka untuk mendekarbonisasi operasional bangunan - mulai dari hotel, ritel, rumah sakit, perkantoran, dan banyak lagi.”
“Selama puluhan tahun pengalaman kami di bidang pengelolaan energi, sustainability serta teknologi, kami merangkum tiga tahapan penting yang menjadi fondasi dalam mewujudkan bangunan zero carbon, yaitu Strategize, Digitize dan Decarbonize. Ketiga tahapan ini menjadi satu rangkaian yang tak terpisahkan untuk menghasilkan dampak yang maksimal,” sambungnya.
Strategize merupakan fondasi dasar dalam mendefinisikan kesuksesan dan menciptakan roadmap menuju target emisi nol bersih.
Terdapat beberapa langkah untuk memastikan kesuksesan pada tahap ini antara lain (1) melakukan pengukuran baseline data emisi karbon di seluruh portofolio bangunan untuk mendapatkan analisa akurat dari mana kita harus memulai, (2) mempelajari semua opsi solusi dekarbonisasi dan skema pembiayaan yang ada dan memodelkan dampaknya terhadap pertumbuhan bisnis dan proyeksi pencapaian dekarbonisasi, (3) membuat target dan KPI yang terukur dengan detil jadwal implementasi, diselaraskan dengan ScienceBased Targets (SBTi), (4) mengidentifikasi dan melibatkan pemangku kepentingan yang tepat dalam perencanaan strategis dan implementasi, (5) komunikasi dan melibatkan seluruh ekosistem rantai nilai untuk mengambil aksi yang sama, mengingat seringkali kontribusi emisi karbon perusahaan dihasilkan secara tidak langsung.
Digitize merupakan langkah penting berikutnya. Perusahaan memerlukan visibilitas yang berkelanjutan atas konsumsi energi dan emisi karbon untuk memperkirakan dan memvalidasi dampak dari upaya pengurangan karbonnya, mengidentifikasi anomali kinerja dan memastikan perusahaan berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai tujuan dekarbonisasinya.
Teknologi digital seperti EcoStruxure Resource Advisor dapat membantu manajemen bangunan mengelola kompleksitas integrasi data dari berbagai sumber, lokasi dan pemangku kepentingan; memberikan analisa dan rekomendasi yang dibutuhkan untuk pembuatan keputusan, dan membuat sistem pelaporan terpusat untuk pengukuran data emisi secara otomatis dan real time dari ribuan lokasi.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR