Dalam ajang World Economic Forum (WEF) 2024 yang berlangsung di Davos, Swiss, beberapa waktu lalu, Sendbird membagikan wawasan eksklusif tentang lanskap industri komunikasi chatting berbasis AI (artificial intelligence) generatif.
Sebagai salah satu anggota, Sendbird berperan aktif dalam diskusi bersama para pemimpin dunia dan ahli industri terbaik, memberikan pandangan dalam upaya membantu organisasi untuk mencapai efisiensi operasional secara lebih cepat, dengan memberikan prakiraan dan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti.
"Sebagai salah satu peserta WEF di Davos tahun ini, saya mendapatkan kesempatan untuk duduk di barisan terdepan dan menyaksikan diskusi seputar AI dan dampaknya terhadap lanskap bisnis global. Sebagai CEO Sendbird, sebuah platform komunikasi yang memberdayakan aplikasi-aplikasi konsumen terbesar di seluruh dunia, saya merasa bahwa momentum diskusi ini sungguh tepat waktu," ujar John Kim, CEO dan Co-Founder Sendbird.
Lebih lanjut, berikut ini beberapa rekomendasi Sendbird untuk para pemimpin bisnis di industri terkait dalam rangka upaya menggandakan penggunaan teknologi AI generatif untuk mengungguli pesaing:
1. Produktivitas Organisasi
Selama momentum WEF 2024, pembicaraan seputar AI berfokus pada dampak signifikannya terhadap berbagai sektor, termasuk pengaruhnya terhadap kecepatan respons organisasi.
Diskusi utama menekankan potensi AI untuk mendorong produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, dengan proyeksi yang mengindikasikan bahwa AI dapat menghasilkan peningkatan produktivitas yang substansial di berbagai industri (data kutipan dari IBM tentang peningkatan efisiensi sebesar 20-40% untuk programmer yang menggunakan AI).
2. Kecepatan Komunikasi
Sangat penting bagi fast-moving companies untuk meningkatkan produktivitas perusahaannya, agar dapat bergerak cepat dan unggul dalam hal ketahanan operasional, kinerja keuangan, serta pertumbuhan dan inovasi.
Oleh karena itu, kecepatan merupakan faktor penting dalam kesuksesan organisasi.
Fast-moving companies membutuhkan komunikasi internal (karyawan) dan eksternal (pelanggan) yang cekatan dan cerdas.
Solusi kompatibilitas lintas-platform –salah satu produk utama Sendbird– dapat memastikan bahwa pengguna dapat berkomunikasi dengan lancar di berbagai perangkat yang berbeda, dengan jeda waktu seminimal mungkin.
3. Keterlibatan Pelanggan
Sebelum AI generatif, belum pernah ada teknologi yang mampu mengotomatisasi percakapan business-to-customer secara cerdas.
AI generatif merevolusi lanskap komunikasi bisnis dengan memungkinkan percakapan otonom bisnis dengan masing-masing pelanggan.
Dalam konteks B2C, berarti teknologi AI generatif membuat bisnis dapat merespons pertanyaan pelanggan secara cepat dengan balasan yang sangat personal, bahkan memprediksi kebutuhan pelanggan secara presisi, tanpa tenaga kerja atau keterlibatan manusia.
Baca Juga: Google Luncurkan Gemini Ultra, Model Bahasa AI Tercanggih Saat Ini
Meskipun demikian, kekuatan AI generatif juga menimbulkan masalah etika yang muncul, seperti permasalahan seputar keamanan, kepercayaan, dan kepemilikan.
Regulasi dan pengawasan yang cermat terhadap AI generatif menjadi topik diskusi penting di Forum Ekonomi Dunia tahun ini.
Para pemimpin memperdebatkan apakah prompt harus dilindungi hak ciptanya, serta bagaimana cara membedakan antara konten buatan manusia dan buatan mesin, terutama dengan prediksi yang menyatakan mayoritas konten online akan dihasilkan oleh AI pada 2025.
Keseimbangan yang cermat antara inovasi dan regulasi AI generatif menjadi topik bahasan hangat, bahkan setelah WEF berakhir.
Penekanan pada penggunaan AI yang etis mengharuskan bisnis untuk lebih memperhatikan praktik penerapan AI dalam komunikasi pelanggan.
Hal ini mencakup memastikan privasi dan keamanan data, serta menghindari bias algoritma dan kesalahan informasi dalam komunikasi chatbot AI.
Namun sebelum melangkah ke regulasi pemerintah yang ketat, industri harus mulai melindungi pelanggannya dengan mengembangkan pedoman pembatasan konten, pemanfaatan teknologi moderasi, dan otentikasi pihak-pihak yang berkomunikasi.
Di seluruh lanskap teknologi komunikasi, sudah banyak pemain industri yang memanfaatkan moderasi konten.
Sebagai contoh, OpenAI menawarkan tools untuk memoderasi konten berdasarkan kebijakan penggunaannya.
Google juga telah mengumumkan moderasi kebijakan konten hasil AI, yang mulai berlaku pada tanggal 31 Januari 2024.
Berdasarkan kebijakan ini, Google akan mewajibkan pengembang aplikasi Android untuk menyertakan petunjuk bagi pengguna untuk melaporkan konten hasil AI yang menyinggung pada aplikasi-aplikasi di Google Play.
Untuk mengatasi tantangan ini, tim R&D Sendbird tengah menyelidiki cara mengintegrasikan solusi AI generatif seperti SmartAssistant ke dalam proses moderasi tingkat lanjut platform API komunikasi.
Dengan secara proaktif mengatasi masalah seputar regulasi, pengawasan, dan moderasi, Sendbird bertujuan untuk berkontribusi pada lingkungan yang aman dan positif untuk interaksi online, sekaligus memanfaatkan potensi transformatif AI untuk meningkatkan komunikasi bisnis.
Baca Juga: NVIDIA Bentuk Divisi Khusus Mengurus Permintaan Semi Kustom Chip AI
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR