Momentum ini terus meningkat ketika 8% responden berencana untuk menguji atau menerapkan salah satu bentuk biometrik pada tahun depan (2024). Lalu, 12% responden juga berencana melakukannya dalam 3-5 tahun ke depan.
5. Manajemen identitas mengarah pada penggunaan cloud
Hampir separuh end user sedang beralih ke manajemen identitas berbasis cloud, di mana 24% responden mengaku telah menggunakannya dan 24% lainnya sedang berproses menuju sistem tersebut.
Para mitra industri mengatakan bahwa pelanggan mereka menghadapi beberapa kendala, termasuk ketergantungan pada peralatan lama/on-prem (28%), kurangnya anggaran (24%), dan identitas berbasis cloud tidak menjadi prioritas kegiatan bisnis (21%).
6. Munculnya AI untuk penggunaan analitik
Percakapan mengenai AI telah mendominasi lanskap bisnis dan banyak profesional bidang kemanan yang melihat bahwa kemampuan analitik AI dapat dengan mudah dicapai.
Daripada mengandalkan AI untuk menginformasikan sistem keamanan secara keseluruhan, kita dapat memanfaatkan kemampuan analitik untuk mengoperasionalkan AI demi hasil yang cepat didapat.
Dalam skenario ini, 35% end user mengaku akan menguji atau menerapkan beberapa kemampuan AI dalam 3-5 tahun ke depan.
Sedangkan, 15% responden juga mengaku telah menggunakan biometrik yang mendukung AI.
“AI pun semakin menjamur di Indonesia seiring bertumbuhnya perusahaan startup di bidang teknologi. Sehingga, per 2023, Indonesia pun termasuk dalam 3 besar negara yang mengakses aplikasi AI di dunia, setelah Amerika Serikat dan India,” pungkas Prabhuraj.
Baca Juga: HID Global Implementasikan Mesin Pembaca Kartu Identitas di Dua Bank Anggota HIMBARA
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR