Telkomsel menjadi salah satu perusahaan Indonesia yang aktif memanfaatkan Generative Artificial Intelligence (Gen AI). Seperti kami beritakan beberapa waktu lalu, Telkomsel saat ini telah mengimplementasikan Gen AI ke beberapa proses bisnis.
Salah satu contohnya adalah integrasi conversational agent berbasis Gen AI di aplikasi Moana (Mobile Office Application and Automation). Sebagai informasi, Moana adalah pusat operasional ketenagakerjaan bagi lebih dari 6000 karyawan Telkomsel.
Melalui teknologi AI, agen ini dapat berkomunikasi dengan karyawan menggunakan bahasa sehari-hari. Karena agen ini terhubung ke sumber informasi dan panduan yang relevan, karyawan bisa dengan cepat menemukan layanan dan solusi yang mereka butuhkan.
Selain itu, Gen AI juga dimanfaatkan Telkomsel untuk menganalisis data dari menara seluler dan sistem serat optik. Analisis ini menghasilkan rekomendasi terkait ekspansi infrastruktur jaringan di masa depan, termasuk merancang penawaran Fixed Mobile Convergence (FMC) yang sesuai dengan segmen dan kebutuhan pelanggan. Keberadaan Gen AI memungkinkan rekomendasi dijabarkan dengan detail menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga tim Telkomsel lebih mudah dalam menjalankan rekomendasi yang muncul dari analisis tersebut.
Penggunaan Gen AI juga dilakukan Telkomsel untuk menganalisis basis data perusahaan yang tersimpan di Google Cloud BigQuery dan Datastore. Manfaatnya adalah mempercepat pencarian solusi bagi pengguna aplikasi MyTelkomsel dan MyEnterprise. Selain itu, Gen AI juga digunakan untuk mengembangkan sistem manajemen konten baru untuk layanan RCS Business Messaging (RBM).
Pendek kata, Gen AI saat ini telah diimplementasikan di berbagai proses bisnis strategis Telkomsel.
Melalui Proses Identifikasi yang Panjang
Menurut Saki H. Bramono (Vice President Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel), inisiatif berbasis Gen AI ini didasarkan komitmen Telkomsel untuk terus meningkatkan efisiensi dan pelayanan pelanggan. “Dengan mengintegrasikan Gen AI tingkat enterprise ke dalam operasional dan produk inti, Telkomsel berupaya mendorong transformasi interaksi perusahaan dan pelanggan, meningkatkan kepuasan pengguna secara keseluruhan, dan mendorong pertumbuhan bisnis,” ungkap Saki.
Agar mendapatkan manfaat maksimal dari inisiatif Gen AI ini, Telkomsel melakukan beberapa tahapan. Yang pertama adalah menentukan kebutuhan bisnis. “Kami melakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan bisnis dan mengidentifikasi area-area di mana Generative AI dapat memberikan nilai tambah,” tambah Saki. Setelah proses identifikasi selesai, langkah selanjutnya adalah memilih mitra yang dapat memastikan inisiatif ini berjalan lancar dan dapat memberikan nilai tambah. “Kolaborasi dengan mitra membantu Telkomsel memperoleh keahlian, kapabilitas, dan kapasitas serta sumber daya yang diperlukan untuk mengintegrasikan teknologi baru ini ke dalam infrastruktur yang ada secara terukur dan terencana dengan baik,” tambah Saki.
Langkah selanjutnya adalah memilih platform dan model AI yang tepat. “Kami memilih platform dan model AI dengan mempertimbangkan kebutuhan dan target solusi yang diharapkan,” ungkap Saki. Faktor penting yang jadi pertimbangan adalah kesesuaian dengan infrastruktur yang ada serta potensi pengembangan ke depan.
Untuk implementasi Gen AI di atas, Telkomsel sendiri menggandeng Google Cloud dan Metrodata Electronics. Namun Saki juga menegaskan, pihaknya juga telah memanfaatkan solusi Microsoft Azure Open AI ke dalam layanan asisten virtual Veronika di MyTelkomsel. “Intinya dalam menentukan pilihan teknologi dan solusi AI, kami memperhatikan beberapa hal seperti keandalan dan skalabilitas, kemudahan integrasi, dan kemampuan pengembangan,” tambah Saki.
Dalam implementasi Gen AI sendiri, Saki mengakui ada beberapa tantangan yang dihadapi Telkomsel. Yang utama adalah privasi data. “Dalam proses mengumpulkan dan menganalisis data menggunakan AI, data pribadi pelanggan perlu dilindungi berdasarkan standar dan ketentuan sesuai dengan etika dan regulasi yang berlaku di Indonesia,” ungkap Saki. Telkomsel sendiri mengaku konsisten menjalankan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan merujuk pada prinsip dan aturan dasar yang telah digariskan pemerintah.
Tantangan lain yang harus diantisipasi adalah kapabilitas karyawan. “Untuk memastikan implementasi dan pengelolaan sistem AI yang aman dan efektif, kapabilitas dan keahlian karyawan juga perlu ditingkatkan melalui upaya upskilling dan reskilling,” tambah Saki. Telkomsel sendiri mengaku secara konsisten mengeksplorasi program peningkatan kapabilitas serta mendorong budaya pembelajaran yang berkelanjutan.
Tips untuk Adopsi Gen AI
Bagi perusahaan yang berminat mengeksplorasi pemanfaatan Gen AI, Saki memiliki beberapa tips. Yang pertama adalah fokus pada kesiapan organisasi dan kemampuan pengelolaan data. “Perusahaan sebaiknya memprioritaskan pembangunan pondasi yang kuat dengan memastikan pengumpulan dan pengolahan data berkualitas tinggi,” ungkap Saki. Dengan data yang berkualitas dan tidak kontradiktif, model Gen Ai dapat bekerja dengan baik, termasuk memberikan respon yang akurat.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah implementasi yang bertanggung jawab dengan memprioritaskan privasi dan keamanan. “Pendekatan dan implementasi teknologi yang bertanggung jawab akan mendukung transparansi dalam penggunaan AI, juga menghindari bias dan memastikan keamanan data pelanggan,” tambah Saki. Prinsip ini juga mengurangi risiko hukum dan membangun kepercayaan pengguna.
Tips yang tak kalah penting adalah terus bereksperimen dan beradaptasi secara berkelanjutan. “Pengembangan solusi Gen AI sebaiknya menggunakan pendekatan iteratif, dimulai dengan proyek pilot untuk eksplorasi potensi AI dalam bisnis,” tambah Saki. Setelah itu, diteruskan dengan iterasi lanjutan secara bertahap dan terukur berdasarkan feedback dan hasil yang dicapai.
“Pendekatan agile ini memungkinkan perusahaan untuk cepat beradaptasi dengan perubahan dan memastikan solusi AI yang dikembangkan benar-benar dapat memberikan nilai tambah,” tambah Saki.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR